Jika Anda pasang muka cemberut, secemberu-cemberutnya, lalu
pikiran Anda terbayang pada hal-hal paling indah dalam kehidupan Anda. Apakah
bisa? Tidak bisa? Coba dulu…. Tetap tidak bisa? Iya… saya juga tidak bisa….
Kenapa demikian? Karena seluruh tubuh kita tersusun dalam
sebuah sistem kompleks yang memerlukan sinkronisasi antara semua unsur. Saat
tubuh tersenyum, pikiran pasti bisa memikirkan hal yang baik dan… perasaan
pasti juga berada dalam sebuah state yang sama.
Saat pikiran ber-positive thinking tapi jantung
berdegup kencang, berulang-ulang kita mengatakan “buagus itu”, “buagus itu”,
“buagus itu”… tapi jantung tetap deg-degan, pastinya sangat melelahkan. Agar
nyaman, pikiran yang positif haruslah dibarengi dengan perasaan yang juga
positif.
Faktanya, perasaan yang diwakili oleh jantung atau hati,
memiliki kekuatan yang lebih besar dibandingkan dengan pikiran. Dalam
bukunya Quantum Ikhlas, Erbe Sentanu mengungkapkan bahwa medan
elektromagnetik jantung 5.000 kali lipat lebih besar daripada otak. Dan,
jantung memiliki 40.000 saraf neuron yang membuat jantung seperti memiliki otak
sendiri di dalamnya.
Nabi saw., juga pernah bersabda: “Ingatlah bahwa di dalam
tubuh ada segumpal daging yang jika dia baik maka baiklah seluruh seluruh
tubuhnya dan jika daging itu tidak baik maka tidak baiklah seluruh tubuhnya.
Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”
Lalu, gumpalan darah yang dimaksud Nabi saw., apakah jantung
atau liver? Karena dalam penelitian disebutkan bahwa transplantasi liver
menyebabkan perubahan perilaku, sementara transplantasi jantung tidak
menyebabkan perubahan perilaku.
Saya pribadi belum mengetahui, mana di antara kedua pendapat
itu yang benar. Tapi saya lebih cenderung keluar dari perdebatan ilmiah
tersebut dan menganggap bahwa perasaan itu ada di kedua organ tersebut.
Lebih lanjut bisa dikatakan bahwa perasaanlah yang
mengendalikan pikiran. Jika perasaan positif, pikiran akan lebih mudah positif
dan sebaliknya.
Bagi ibu Tika yang mengalami kejadian tragis di awal pembuka
bab saya, tidaklah mudah ber-positive thinking saat kejadian tragis itu
terjadi. Maka ilmu magnet rezeki di level pikiran tidak mempan bagi ibu Tika.
Hanya dengan berpikir positif sementara jantung berdegup kencang tidak akan
memberikan rezeki berlimpah bagi ibu Tika. Jangankan rezeki, hidupnya saja
sudah berasa tidak berarti.
Solusi bagi ibu Tika adalah solusi di tingkat perasaan.
Ketika perasaannya tenang, nyaman, barulah ibu Tika bisa berpikir positif.
(Rahasia Magnet Rezeki,Nasrulllah)
0 Komentar