Setidaknya dalam dua hari terakhir ini, terutama di wilayah Temanggung, Kendal dan Kudus ( yang saya tahu ) beramai-ramai masyarakat yang umumnya adalah petani tembakau dan pihak lain yang berkepentingan dengan komoditas ini melakukan demo besar-besaran untuk menolak dan sekaligus "membatalkan" upaya Pemerintah mengesaahkan RUU anti rokok.
Memang, rokok boleh dibilang sebagai buah simalakama .
Jika dilarang keberadaannya , bagaimana dengan nasib para petani tembakau yang secara turun temurun menggantungkan hidupnya dari tembakau yang menjadi bahan utama produksi rokok ? bagaimana juga dengan nasib ribuan buruh pabrik rokok beserta keluarganya ?.bahkan bagaimana juga dengan "nasib" pendapatan negara / pemerintah ?
Jika tidak dilarang, bagaimana dengan "nasib hidup" para perokok dan orang-orang yang setiap hari menghirup asap rokok yang dihembuskan oleh para perokok ( entah bapak, kakek, kakak, di dalam rumah atau orang-orang yang merokok di tempat umum ).
Terlepas dari pro kontra seputar rokok, ada beberapa fakta mencengangkan yang mungkin dan layak untuk kita ketahui. Fakta ini saya temui, ketika saya ada kepentingan di Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal Jawa Tengah, Beberapa fakta itu antara lain sebagai berikut :
- Rokok telah menduduki peringkat 9 sebagai "mesin pembunuh" manusia setelah penyakit seperti jantung koroner, kanker, aids.
- di Indonesia, rokok telah "membunuh" ( yang mungkin lebih tepat disebut sebagai salah satu penyebab kematian ) sekitar 427948 jiwa atau 1172/hari,
- Biaya berobat yang harus dikeluarkan untuk pengobatan penyakit yang disebabkan oleh rokok mencapai 154,84 trilyun Rupiah,
- 70% dari 3000 orang terdapar asap rokok pada saat berada di tempat umum.
- Orang bukan perokok yang sering menghirup asap rokok karena setiap hari hampir selalu berada di tempat-tempat yang banyak asap rokok / para perokok.
0 Komentar