Sabtu, 01 Oktober 2011

Belajar kedermawanan dan Kejujuran dari negeri Sakura

Hari ini saya sempat dibuat terkagum-kagum dengan "ulah" seorang warga negara Jepang yang meninggalkan  uang kontan bernilai milyar Rupiah / jutaan Yen untuk didermakan kepada orang lain yang membutuhkan uang tersebut..Ini merupakan pengetahuan berharga bagi kita semua mengingat di sekitar kita masih begitu banyak saudara-saudara kita yang membutuhkan kedermawanan seperti yang ditunjukkan seorang warga Jepang.
Sebagaimana diberitakan dalam TRIBUNNEWS.COM, TOKYO -pada 30 Sept 2011 :
" Seorang dermawan yang tidak ingin diketahui identitasnya meninggalkan uang sebesar 10 juta yen atau sekitar Rp 1,17 miliar di sebuah toilet umum, untuk penyandang cacat di pusat perbelanjaan Sakado, Jepang.Uang sebesar itu dibungkus dalam tas plastik dan ditemukan pada 22 September. Tumpukan uang ini disertai tulisan pesan yang berbunyi, "Saya sebatang kara. Saya tidak mempunyai masa depan jadi biarkan warga Tohuku menggunakan uang ini."-
Pelajaran berharga yang bisa kita petik dari peristiwa tersebut antara lain :
pertama , tentang kedermawanan.
Bagaimana kiprah seseorang yang bisa dan mampu  serta mau  menyerahkan / memberikan hartanya demi untuk dapat dimanfaatkan oleh manusia lain ( yang mungkin tidak dikenalnya, tidak ada hubungan keluarga / hubungan sosial keagamaan ) yang benar-benar membutuhkannya. Tanpa dia berharap balasan, kembalian, pujian dari orang yang diberinya. Ini bisa kita lihat dari cara nya dia memberikan uang tersebut. Ini bisa kita bedakan, ketika kita nonton reality show " toloong "  di salah satu stasiun TV. Seseorang akan memberikan bantuan ketika mereka tahu bahwa setelah dia menolong "artis" dia akan mendapakan kembalian sampai 10 kali lipatnya.
kedua, tentang kejujuran.
Apa yang ada dalam pikiran kita, ketika kita masuk ke sebuah toilet kemudian kita menemukan sekatong plastik berisi uang kontan dalam satuan milyar rupiah ?.... saya tidak mampu mengatakan, apa yang akan saya lakukan ketika menemukan uang sebanyak itu.
Yang jelas, si "penemu" uang di toilet dan pihak yang dilapori atas adanya penemuan uang tersebut saya nilai 99,99 untuk kejujurannya. Kalau mau tentu, si "penemu" tadi bisa membawa pulang uang tersebut untuk dirinya sendiri. Kalau mau, pihak yang dilapori bisa "kong-kaligkong" dengan si "penemu" untuk berbagi uang temuan tersebut.

kejadian ini semoga bisa menambah pengetahuan kita tentang bagaimana  seharusnya kita peduli terhadap orang lain yang ada di sekitar kita.Kejujuran dan kedermawanan menjadi salah dua dari beberapa hal yang bisa menjadikan "pengikat hati" untuk kita bisa hidup berdampingan dengan sesama.

2 komentar:

  1. siapapun dia dan darimanapun asalnya, yang penting dia selalu berbuat kebaikan, maka patut dijadikan contoh suritauladan bagi siapapun :)
    terimakasih kawan sudah berbagi artikel yang menarik ini

    BalasHapus
  2. Setuju sobat ku , nampaknya bangsa Indonesia perlu lebih banyak belajar dari bangsa-bangsa manca perihal kebaikan, keteladanan yang secara nyata dipraktikkan oleh mereka. Tidak sekedar jargon, motto, apalagi janji-janji manis tetapi lebih mengena dengan tindakan nyata. Dan saya yakin , sudah banyak juga saudara kita sebangsa dan setanah air yang telah dan akan melakukan seperti apa yang dilakukan oleh seorang warga Jepang itu. Hanya beliau-beliu nya tidak mau dipublikasikan di mass media.

    BalasHapus